Minggu, 25 Desember 2011

PENATALAKSANAAN PASIEN DHF

Pengertian
          Demam Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aides aegypti atau aedes albopictus.
           Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan bisa berakibat fatal atau kematian jika terlambat diatasi. Oleh karena itu seharusnya penderita dirawat di rumah sakit (terutama perderita DHF derajat II, III, IV). Pernderita sebaiknya dipisahkan dari pasien penyakit lain dan diruang yang bebas nyamuk (berkelambu).
Penatalaksanaan penderita dengan DHF menurut Christantie (1995) adalah sebagai berikut :
a.        Tirah baring atau istirahat baring
b.        Diet makan lunak
c.      Minum banyak (2-2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirop dan beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.
d.      Pemberian caairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl daali) Ringer Laktat merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan, mengandung Na+ 130 mEq/liter Cl 109 mEq/liter dan Ca++ 3 mEq/liter
e.   Monitor  tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam
f.         Periksa Hb,Ht dan trombosit setiap hari
g. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golonganasetaminofen, eukinin atau dipiron (kolaborasi dengan dokter). Juga pemberian kompres dingin
h.        Monitor tanda-tanda pendarahan lebih lanjut
i.          Pemberian antibiotika bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder (kolaborasi dengan dokter)
j.   Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil-hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.
k.        Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).

Penderita yang mengalami ranjatan (DSS) dan penurunan kesadaran biasanya dirawat di unit perawatan intensif. Pada penderita DSS, cairan diberikan dengan diguyur dan bila tak Nampak perbaikan, penderita perlu mendapatkan plasma atau ekspander plasma atau dextran antara 15-20 ml/kg BB. Disamping itu penderita mungkin perlu mendapatkan Na-bikarbonas untuk mengatasi asidosis metabolik.
Pemberian cairan intravena baik berupa plasma maupun elektrolit (untuk menjaga keseimbangan volume intra vaskular) dipertahankan 12-48 jam setelah reenjatan teratasi.
Transfusi darah diberikan penderita yang mengalami pendarahan yang membahayakan seoerti hematemesis, mellena serta penderita yang menunjukkan penurunan kadar Hb, Ht pada pemeriksaan berkala (curiga adanya pendarahan intraabdominal). Indikasi pemberian transfusi pada penderita DHF yaitu jika ada pendarahan yang jelas secara klinis, dan abdomen yang makin tegang dengan penurunan Hb yang mencolok. Tujuan pemberian transfusi antara lain untuk mempertahankan jumlah sirkulasi darah, mempertahankan kemampuan pengangkutan oksigen oleh darah.
Pada penatalaksanaan penderita dengan DHF diperlukan tindakan-tindakan perawatan invasif seperti pemasangan infuse, pengambilan darah vena dan arteri, kompres dingin, uji turniket dan pemasangan Naso Gastric Tube, (NGT) atau sonde lambung jika perlu.
  
Referensi
Christantie E:  Perawatan Penyakit DHF,1995

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER KAKI DIABETIK

Segala kemungkinan dapat terjadipada penderita Diabetes Militus akibat gangguan pembuluh darah maupun syarafnya , maka perlu tindakan pencegahan agar tigak terjadi luka.
Perawatan kaki merupakan sebagian dari upaya pencegahan primer pada pengelolaan kaki diabetic yang bertujuan untuk mencegah terjadinya luka.
Upaya pencegahan primer antara lain :
a.         Penyuluhan kesehatan DM, komplikasi dan kesehatan kaki
b.        Status gizi yang baik dan pengendalian DM
c.         Pemeriksaan berkala DM dan komplikasinya
d.        Pemeriksaan berkala kaki penderita
e.         Pencegahan/perlindungan terhadap trauma – sepatu khusus
f.          Hygiene personal termasuk kaki
g.         Menghilangkan faktor biomekanis yang mungkin menyebabkan ulkus
Apakah yang harus dilakukan
a.       Periksa kaki setiap hari, apakah ada kulit retak, melepuh, luka pendarahan. Gunakan cermin untuk melihat bagian bawah kaki, atau minta bantuan orang untuk memriksa
b.      Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi. Bila perlu gosok kaki dengan sikat lunak atau batu apung. Keringkan kaki dengan handuk bersih, lembut, yakinkan daerah sela-sela jari kaki dalam keadaan kering, terutama sela jari kaki ketiga-keempat dan keempat-kelima
c.      Berikan pelembab/lotion (hand body lotion) pada daerah kaki yang kering, tetapi tidak pada sela-sela jari kaki. Pelembab gunanya untuk menjaga agar kulit tidak retak.
d.     Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek atau tidak terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila penglihatan kurang baik minta pertolongan orang lain untuk memotong kuku atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan terjasi luka pada jaringan sekitar kuku. Bila kuku keras sulit dipotong, rendam kaki dengan air hangat kuku (370C) selama + 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun, dan air bersih. Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab kuku.
e.      Memakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka, juga di dalam rumah.
f.  Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan ukuran dan enak untuk dipakai,dengan ruang dalam sepatu yang yang cukup untuk jari-jari.  Pakailah kaus/stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung katun. Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik :
1.   Ukuran  : sepatu lebih dalam panjang, sepatu 1/2 inchi lebih panjang dari jari-jari kaki terpanjang saat berdiri (sesuai cetakan kaki)
2.    Bentuk   :         -    ujung tidak runcing
-    tinggi tumit kurang dari 2 inchi
3.    Bagian dalam bawah (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan busa karet, plastic dengan tebal 10 – 12 mm
4.    Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai bentuk kaki
g.     Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4 – 6 jam serta gerakan pergelangan dan jari-jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu baru.
h.   Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah ada tanda-tanda radang.
i.          Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.
j.          Periksakan kaki ke dokter secara rutin.

Referensi
Monalisa Tambunan :  Penatalaksanaan Diabetes Terpadu , 2005

GASTRO ENTERITIS (GASTRITIS)

Pengertian
        Gastritis adalah suatu peradangan yang terjadi pada saluran pencernaan terutama pada lambung dan usus kecil yang mengakibatkan diare akut.
Penyebab
a.    sebab makanan : misalnya makanan yang beracun atau makanan basi/busuk
b.    Sebab infeksi      :   
       §    Parenteral : akibat penyakit yang sudah ada, misalnya   : bronchitis, Pneumonia, Otitis Media Akut, dll
       § Enteral      : dengan perantara makanan dan minuman yang masuk ke dalam mulut, misalnya : Streptococus ,Stapilococus, enterovirus
Gejala-gejala
a.    Diarrhoe sering tak terhitung 
b.    Sering sakit perut dan mules
c.    Merasa haus
d.   Turgor kulit jelek
e.    Jika lambung ikut radang = gastro enteritis, maka penderita muntah-muntah, suhu badan agak tinggi dan sakit pada pundak dan leher.
Therapie 
a.    istirahat 
b.    Diet
c.    Pengobatan meliputi :
       §   Obat-obat antibiotica ditujukan untuk infeksi
       §   Obat-obat spasmolytica antara lain :
                                   ·      Papaverin
                                   ·      Spasmocibalgin
                                   ·      Pro-banthin
                                   ·      Obat-obat penenang
                                   ·      Obat-obat roborantik
                                   ·      Kalau terlalu banyak cairan yang hilang, diberi infuse
Perawatan 
a.    istirahat di tempat tidur
b.    alat-alat perawatan harus di-desinfeksi
c.    Penderita tak boleh kedinginan
Diet 
          Mula-mula puasa. Lamanya tergantung dari umur/frekuensi defekasi kalau diare terlalu hebat dan untuk mencegah dehydrasi, diberikan infuse kemudian diberikan makanan halus dan selanjutnya makanan lunak. Makanan yang merangsang pengeluaran getah lambung dan yang pedas-pedas tak boleh diberikan
Pemeriksaan 
Faeces : biakan kuman (cultur)
Alkalis pepton 
Pencegahan 
          Mencuci tangan dengan sabun dengan air setelah membuang hajat/BAB, atau menyentuh tempat-tempat kotor dan sebelum menyentuh makanan.

Referensi :
SR.M.MARTA .A, Perawatan penyakit Dalam

RADANG AMANDEL

            Radang amandel atau tonsillitis adalah ainfeksi pada amandel yang biosa mengakibatkan sakit pada tenggorokan dan bisa disertai dengan demam. Amandel (tonsil) terdapat pada semua orang dan terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Gunanya tonsil itu adalah untuk membuat limfosit yaitu sejenis sel darah putih yang bertugas membunuh kuman yang masuk ke dalam badan melalui mulut.
            Gejala yang timbul adalah :

a.       Merah dan / atau bengkak pada amandel

b.      Putih atau kuning Patch pada amandel

c.       Sakit tenggorokan

d.      Sulit menelan makanan

e.       Batuk

f.       Sakit kepala

g.      Sakit mata 

h.      Tubuh rerasa sakit

i.        Banas dingin

            Peradangan tonsil membuat anak demam, sakit kepala, muntah-muntah, sakit perut, lemas dan tidak bersemangat. Pembesaran tonsil yang terlalu besar, sehingga tonsil kiri dan kanan saling bertemu, dapat manghalangi jalan pernafasan. Kelenjar di bawah dagu, ikut pula membesar. Kelenjar pada dinding kerongkongan disebut adenoid. Biasanya bila amandel meradang adenoid pun ikut meradang. Kuman dan virus yang masuk ke badan melalui mulut. Amandel yang sedang meradang diobati dengan antibiotik selama 7-14 hari. Bila peradangan terjadi berulang-ulang sehingga mengganggu sekolah anak, perlu dilakukan operasi pembuangan amandel itu. Amandel yang terlalu besar sehingga mengganggu jalan pernafasan perlu juga dioperasi, namun bila amandel agak besar dan tidak mengganggu jalan pernafasan maupun tidak menimbulkan sakit, tidak perlu diapa-apakan, karena amandel berguna untuk memerangi infeksi. Orang yang telah dioperasi masih dapat terjadi peradangan kerongkongan. Untuk mengatasi panasnya, diberi aspirin atau paracetamol, banyak minum, dan istirahat yang cukup. Anak yang panas tidak boleh pergi sekolah.

Referensi :
E.Oswari :Penyakit Dan Penanggulangannya, 1991,Jakarta,Gramedia pustaka

HEMORRHOID

          Hemorrhoid adalah suatu Inflamasi pembuluh darah balik vena (varices) yang terletak di rectum bagian bawah dan anus. Ada dua macam hemorrhoid yaitu hemorrhoid dalam dan hemorrhoid luar. Seorang yang menderita hemorrhoid sering mengeluarkan darah sehabis berak. Biasanya darah menetes setelah selesai berak. Selain itu penderita merasa ada sesuatu yang menonjol pada dubur atau merasa gatal, tidak enak di sekitar dubur. Kadang-kadang mengeluarkan lendir  dari dubur. Bila kita lihat duburnya tidak terdapat kelainan maka disebut hemorrhoid dalam, sedangkan bila pinggiran dubur ada yang menonjol kemuka disebut hemorrhoid luar.

            Disekitar dubur terdapat anyaman pembuluh darah balik. Berat dari usus dalam perut menyebabkan tekanan pada aliran darah disekitar melebar, membengkak lalu menonjol keluar liang. Darah dalam pembuluh darah yang melebar dapat pula membeku yang menambah pembengkakan dan menimbulkan perasaan sakit buang air besar tidak tentu dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama duduk sepanjang tahun, infeksi, kehamilan dapat merupakan faktor-faktor penyebab hemorrhoid. Pada orang yang telah berumur diatas 40 tahun bila ada pendarahan sehabis berak harus dipikirkan pula kemungkinan adanya kanker poros usus. Selain itu polip poros usus, terutama pada anak yang sering mengeluarkan darah dari dubur.

            Gejala yang timbul antara lain :
a.       Timbul benjolan seperti bisul berwarna merah kebiruan atau kehitaman;
b.      Dubur terasa panas dan sakit saat BAB;
c.       Dalam keadaan parah, kelenjar dubur bisa keluar.

            Pengaturan kembali cara hidup, misalnya jangan terlalu lama duduk, memakan yang mengandung banyak serat, banyak memakan buah-buahan agar berak menjadi lembek. Usahakan pula saat buang air besar dilakukan secara teratur. Untuk melancarkan berak dapat dipakai minyak mineral atau laksansia lembut. Bila usaha diatas tidak berhasil perlu dipertimbangkan untuk dibuang melalui operasi.
Referensi :
E.Oswari :Penyakit Dan Penanggulangannya, 1991,Jakarta,Gramedia pustaka